Thursday, August 21, 2014

MOBIL-MOBILAN BERWARNA BIRU

Saya mau cerita ah... TRUE STORY nih :P

Waktu saya kecil, saya punya tetangga. Dia seorang anak laki-laki yang ceria. Tetangga saya ini, sejak kecil dia sangat menginginkan mainan mobil-mobilan berwarna biru.

Banyak anak-anak lain yang saya kenal, dan memiliki keunikannya sendiri. Nah salah satunya anak yang saya akan ceritakan ini....

Dulu pada suatu hari, anak itu penasaran pada sebuah toko mainan yang berada di jalan seberang rumahnya. Dengan berhati2 dia sebelum menyeberang jalan, dia melihat kiri kanan. setelah dirasa aman, barulah anak itu menyeberang jalan.

Sesampainya di seberang jalan, dia memandang etalase toko mainan tersebut. perhatiannya tersita pada mainan kecil mobil-mobilan berwarna biru. sejak hari itu dia jatuh hati pada mainan tersebut.

Hampir setiap hari, anak itu menyempatkan mampir ke toko mainan tersebut hanya untuk melihat mainan mobil-mobilan berwarna biru tersebut.

Dengan bersemangat dia menceritakan mainan mobil-mobilan berwarna biru itu pada setiap orang, termasuk ayahnya. Dan itu dilakukan setiap hari. Sampai suatu ketika karena ayahnya bosan mendengarnya, dia ditegur supaya tidak berbicara lagi soal mainan itu.

Anak tersebut akhirnya menghentikan kebiasaan berceritanya. Dan kebiasaan menyeberangi jalan untuk melihat mobil-mobilan biru masih terus dilakukan setiap hari. Karena kuatir anak sekecil itu tertabrak mobil saat menyeberang jalan, ayahnya melarang untuk mendatangi toko tersebut.

Tetapi nasehat ayahnya tidak digubris. Dia tetap melakukan kebiasaannya setiap hari, hanya untuk menghampiri etalase toko mainan dan melihat mainan mobil biru tersebut. Si anak berkeras bahwa dirinya berhati-hati saat menyeberang jalan, dia mengatakan selalu melihat kiri kanan dan memastikan aman sebelum menyeberang jalan.

Akhirnya demi keselamatan si anak, ayahnya memutuskan pindah rumah ke tempat yang agak jauh.

Si anak bersedih, tetapi dia tidak kehilangan akal, kini dia mulai hobi menggambar. dan gambarnya selalu mobil berwarna biru.

Dia selalu menggambar mobil berwarna biru di setiap kesempatan. Gambarnya sampai memenuhi setiap sudut di dinding kamarnya. Sampai suatu ketika ayahnya marah karena merasa si anak seperti terobsesi. Ayahnya membersihkan kamar anaknya, dan mencopoti semua gambar mobil biru tersebut.

Si anak sangat sedih. Kini dia hanya memendam dalam hati mengenai mobil biru impiannya.

Suatu hari, si anak berulang tahun. Ayahnya bertanya ingin hadiah apa? Si anak menjawab mantab: mobil-mobilan biru!

"tidak" jawab ayahnya, "mainan yang lain saja"
si anak menggelengkan kepalanya, berkeras hanya ingin mainan mobil-mobilan berwarna biru.

Ayahnya tidak mau membelikan mainan tersebut, ayahnya menyelenggarakn pesta ulang tahun, membelikan begitu banyak mainan sebagai hadiah ulang tahun. Tetapi si anak tidak bergembira, bahkan mainan yang begitu banyak tidak ada yang mau disentuhnya.

Ayahnya kecewa dan sedih. Si ibu menghiburnya dengan mengatakan : "biarkan saja, dia masih anak-anak, lama kelamaan juga dia lupa mainan mobil biru tersebut", begitu kata ibu menghibur ayah.

Tetapi kenyataannya, sampai beranjak remaja, si anak tidak pernah melupakan impiannya tersebut. Pada setiap ulang tahun, si anak selalu mengatakan hadiah yang diinginkannya adalah: mobil-mobilan berwarna biru.

Dan orang tuanya tidak pernah mau membelikan barang tersebut. Kedua orang tuanya selalu membelikan hadiah lainnya yang lebih mahal dan bagus. tetapi tidak pernah mau diterima si anak.

Waktu berrlalu, si anak kini sudah dewasa, Ayahnya kembali datang dan menawarkan hadiah apa yang diinginkannya pada hari ulang tahun.

Si anak menjawab hal yang sama seperti yang dilakukannya sejak kecil. "Mobil-mobilan berwarna biru"

Ayahnya sangat marah "Kenapa kamu tidak meminta mobil betulan saja? kenapa tidak minta rumah, helikopter, atau lainnya?"

"tahun lalu ayah membelikan mobil sport mewah berwarna silver, mobil itu tidak pernah kamu sentuh sampai sekarang, bahkan mulai berkarat"

"Ok, tahun ini ayah akan membelikan mobil mewah lagi, kali ini berwarna biru, ok?"

Si anak menjawab dingin "tidak, aku hanya ingin mobil-mobilan berwarna biru, bukan mobil mewah"

Sang ayah tersedak. Dia mulai kehabisan akal "kenapa harus mobil-mobilan biru?"

Si anak hanya terdiam dan menatap tanpa ekspresi.

Setelah bertahun-tahun, akhirnya sang ayah menyerah. "Ok ayah akan membelikan mobil-mobilan biru itu sekarang" cetus ayahnya "Dan setelah ini, jangan ada cerita semacam ini lagi selama-lamanya"

Dan setelah hari itu, tidak ada lagi pertengkaran antara si anak dan ayah mengenai topik mobil-mobilan biru lagi. Si ayah meninggal karena kecelakaan saat membeli mainan mobil biru tersebut.

Saat itu si ayah buru-buru berangkat menuju rumah lamanya. Tiba di depan rumah lamanya, Ayah melihat keseberang jalan, disitulah terdapat toko mainan yang sering diceritakan anaknya sejak kecil.

Si ayah menyeberang jalan, masuk ke toko mainan dan segera membeli sebuah mobil-mobilan biru yang diimpikan anaknya sejak kecil. Setelah membayar si ayah dengan perasaan lega, senang, dan bersemangat segera pergi ingin menemui anaknya.

Karena tidak berhati-hati saat menyeberang jalan, sebuah mobil berwarna biru melaju kencang dan menabraknya. Ayah terluka sangat parah dan tak tertolong lagi. Dalam gengaman tangannya terdapat mobil-mobilan berwarna biru yang dinanti anaknya.

Dalam keadaan sekarat, si ayah berpesan pada orang-orang yang menolongnya agar memberikan mainan mobil biru ini pada anak yang sangat dicintainya.

Sebelum menghembuskan nafas terakhir, si ayah melihat mobil penabraknya ternyata berwarna biru. mobil yang persis seperti mainan mobil yang baru dibelinya.

Dan akhirnya ayah meninggal. Si anak berhasil mendapatkan mobil-mobilan biru yang diinginkannya sejak kecil. Dan tidak adalagi cerita pertengkaran ayah dan anak mengenai mainan mobil biru lagi selamanya.

- The End -

Pesan moral : Berhati-hatilah saat menyeberang jalan. Perhatikan dan lihat kanan dan kiri jalan. Jika aman barulah menyeberang jalan.